
Yulistiawati, S.Pd. guru IPS SMP Negeri 10 Surabaya meluncurkan buku karyanya yang berjudul “Selaksa Asa Menjadi Nyata”. Guru yang juga bertugas sebagai pembina OSIS ini menjadikan pengalaman-pengalaman hidupnya sebagai inspirasi untuk mengabadikannya dalam sebuah buku. Berikut ulasannya:
Lilis, Panggilannya, perempuan kelahiran Garut 28 juli 1972 kota yang sangat terkenal dengan sebutan”Garut Swiss Van Java” yang katanya kebanyakan orang mirip dengan negara Swiss Eropa. Wanita yang memiliki nama panjang Yulistiawati ini mengatakan, “Hobi di luar pekerjaan saya yang tengah mengajar di SMP Negeri 10 Surabaya adalah menulis, berimajinasi dan suka merangkai aksara lalu dituangkan dalam tulisan, hobi lainnya adalah Travelling,”ucapnya, waktu pekan lalu diwawancarai.
Perempuan pecinta karya-karya Hamka ini mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis yang merupakan cita-cita terbesarnya semenjak dulu. Walaupun di tengah hiruk pikuk tuntutan guru yang semakin sibuk dengan administrasi, namun Ibu 3 anak ini mempuyai motivasi tinggi terhadap karya yang dihasilkan. Dia menulis dalam waktu singkat dan menghasilkan buku. Menulis bagi Lilis adalah seni, ketika menulis seolah kata-kata mengalir begitu saja. “Suka tidak suka orang lain membaca tulisan saya yang penting saya menghasilkan karya”, pungkasnya.

Baginya menulis seperti memberi asupan pada pikiran jiwa/hatinya, seseorang yang menulis akan terlatih untuk menuangkan gagasannya. Berbicara soal menulis, sebuah buku perdana berjudul ” Selaksa Asa menjadi Nyata“ telah diterbitkan oleh wanita yang memiliki sapaan akrab Lilis ini. Walaupun perempuan berdarah garut ini berasal dari desa terpencil tidak membuatnya malu, justru ia membuktikan pada semesta bahwa dia bisa, Dia pun tidak menyangka dengan prestasinya bisa membawanya ke Busan Korea. Di negeri Gingseng inilah ia melahirkan tulisan yang bagus dengan judul “Dari kota intan singgah Busan” yang dimuat di bukunya.
Di dalam buku Selaksa Asa menjadi Nyata ada 4 judul nonfiksi yang di tulis oleh penulis. Kenapa dikatakan non fiksi karena hampir sebagian besar kejadian yang ada dibuku ini adalah perjalanan hidup penulis, cukup menarik bisa menulis kisah inspirasi diri sendiri.

Kisah pertama berjudul” Dari Kota Intan Singgah di Busan” mengisahkan tentang perjalan hidup seorang Lilis yang berasal dari sebuah desa yang berada di sebuah kota tepatnya kota Garutlis seorang gadis desa yang berasal dari keluarga petani tapi mempunyai cita cita yang sangat tinggi, dia jalani kehidupan yang berkerikil dan sarat beban dengan sabar, karena dia yakin akan ada akhir yang Indah dari suatu perjalanan hidup, sampai kemudian gadis desa dengan segudang mimpi dan derita itu bisa menginjakan kakinya di Busan Korea Selatan.
Tulisan kedua berjudul “Nyantri Setengah Hari Namun Tidak Setengah Hati” tulisan ini mengisahkan bagaimana tentang perjalanan hidup seorang “Aisyah” yang dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, sampai sampai semua anak anaknya tidak boleh bersekolah tapi hanya boleh mondok di pesantren termasuk Aisyah tp dia memberontak dia ingin bersekolah karena dia dari kecil mempunyai cita cita ingin menjadi “Diplomat” dipikirannya sudah terpatri ingin mengunjungi kota-kota di dunia yang indah yang dia lihat di majalah-majalah yang dia baca sejak kecil, tapi kedua orang tuanya mengharuskan dia masuk pesantren, akhirnya dia memberikan alternatif dia masuk pesantren tapi paginya dia tetap masuk sekolah dan sorenya dia mengaji dan tinggalnyapun di pesantren. Tapi banyak hikmah yg dia petik ketika terjun di masyarakat setelah dewasa diapun bisa menjadi penceramah, pengisi training motivasi dari gabungan ilmu sekolah dan pesantren yang dia dapat.

Dan ada lagi 2 cerita lainya yang tidak kalah menarik tentang perjalan seorang anak pungut yang setelah 15 tahun bisa bertemu kembali dengan ibunya yang dulu membuangnya, lalu benarkah anak itu dibuang? Apakah si ibu yang begitu mendamba anaknya itu karena anak laki-laki satu satunya akan menerima setelah tahu anak laki-laki yang dirindukannya itu yang dulu ketika bayi sangat lucu ternyata sekarang telah berubah menjadi seorang pecandu ataukah tetap si ibu angkat yang akan tetap setia mengurus anaknya yang di pungutnya waktu kecil disini kita akan di hadapkan apakah betul istilah “darah lebih kental dari air itu masih ada”.
Bagi pengejar cita-cita mungkin kerap kali mengalami kadang ada di atas ataupun ada di bawah itu hal biasa seperti Lilis, namun penulis satu ini terus memacu diri agar selalu semangat mengejar mimpi hingga akhirnya cita-cita menjadi penulis terealisasi, baginya impian adalah ibarat sebuah nyawa, cita-cita bisa digambarkan seperti tujuan hidup agar lebih terarah, demi berhasil mencapainya lilis rela sekuat tenaga meskipun perlu keluar dari zona nyaman. Motivasilah diri sendiri dengan cara sederhana sehingga mampu memompa semangat untuk menghasilkan karya-karya yang kreatif. Itulah sepenggal perjalanan kisah dari penulis.

Judul Buku: Selaksa Asa Menjadi Nyata
Penerbit: Pagan Press
Cetakan Pertama: November 2019
Jumlah Halaman: x + 108 halaman
Harga: Rp. 35.000,-
Profil Penulis:
Yulistiwati dilahirkan di Garut 28 Juli 1972. Riwayat pendidikan SD. Lengkong Samarang Garut 1979-1985 , SMP Negeri 02 Garut 1985 – 1988, SMA Negeri 1 garut 1988 – 1991, Institut pembangunan Surabaya 1991- 1992, IKIP Surabaya 1992- 1996.
Motto : Man Jadda Wajada
Bagi yang menginginkan buku ini, silahkan menghubungi langsung penulis di nomor 081259251981, surel yulistiawati1972@gmail.com atau datang langsung ke SMP Negeri 10 Surabaya.
Jurnalis: Nazilatul Maghfirah/ @zila_fira
Editor: Dian Eko Restino/ @dian_eko_restino
Publisher: Farhan Eka Febriyanto/ @farhanekafebriyanto
One thought on “Yulistiawati, S.Pd. Guru IPS SMP Negeri 10 Surabaya Luncurkan Buku “Selaksa Asa Menjadi Nyata””