Pada awal tahun 2023, SMP Negeri 10 Surabaya (SPENLUSA) menjalankan program SAS (Sekolah AREK Suroboyo). AREK merupakan akronim dari Aman, Rekreatif, Edukatif dan Kegotongroyongan. Kegiatan ini telah diterapkan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta mulai bulan November 2022. Begitu pula di SMPN 10 Surabaya. Seluruh siswa mulai dari kelas 8 sampai dengan kelas 9 seluruhnya wajib mengikuti kegiatan SAS tersebut.
SMP Negeri 10 Surabaya mengambil tema Literasi Digital yang berisi tentang Cerita Bergambar, Poster dan Video. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap hari Senin – kamis setelah siswa-siswi melaksanakan istirahat kedua.
Kepala sekolah SMPN 10 Surabaya, Drs Dwi Projo Setiawan, M.Si. mengatakan cerita bergambar ini sangat penting untuk pembentukan karakter siswa menjadi lebih baik. Menurutnya, literasi digital bisa diterapkan di SMPN 10 karena sekolah sudah terbiasa dengan pembelajaran berbasis IT.
“Cerita bergambar ini dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Serta meningkatkan kegotongroyongan antar siswa, dan menimbulkan suasana yang aman, rekreatif dan juga edukatif. Program Sekolahe Arek Suroboyo (SAS), dari jam 12-15. Jadi SMPN 10 memilih poster dan literasi digital karena di SMPN 10 itu memungkinkan untuk mengembangkan literasi dalam bentuk digital”, ungkapnya.
Untuk kelas VII, SMPN 10 Surabaya juga telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Yang didalamnya terdapat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang disingkat P5. Pada kesempatan ini, beliau juga menyampaikan perbedaan antara P5 dan SAS.
“Bedanya dengan P5 adalah, proyek setelah pembelajaran dikelas. Tapi untuk kurikulum merdeka anak kelas VII, sedangkan kelas VIII dan IX melaksanakan SAS itu tadi”, jelasnya.
Baca juga:
“Guncang Grand City, D’Signal Band SPENLUSA Kembali Raih Prestasi“
Sri Wahyuni, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah urusan kurikulum mengatakan, cerita bergambar ini membuat siswa bertambah wawasan dan memperbanyak literasi. Siswa juga bisa menyiapkan solusi dari pengalaman orang lain agar nantinya ketika kita ada konflik kita sudah mempunyai solusinya.
“Untuk cerita bergambar ini intinya adalah kita menunjukkan ada sebuah hal yang ada disekitar kita entah itu konflik, entah itu suatu permasalahan, entah itu suatu hal yang kemudian terjadi dalam sekitar kita kemudian diberikan solusinya. Jadi ketika ada yang membaca ada konflik disini ada yang memberikan solusinya. Jadi ini sebagai pengalaman kita, kita juga bisa menambah wawasan dan literasi kita juga bisa melihat pengalaman orang lain jadi tidak hanya disekitar kita saja. Kita belum pernah mengalami tapi orang lain pernah nah kalau nanti ada dalam hidup kita kita sudah tau caranya”, ungkapnya.
Sementara itu tanggapan datang dari salah satu siswa SMPN 10 Surabaya kelas IX-A, Naila Yuri Ramadhani. Ia juga mengungkapkan kendala yang terjadi selama mengerjakan SAS ini. Walaupun terkendala, ia dan kelompoknya bisa menyelesaikan dengan baik.
“Tanggapan saya mengenai kegiatan SAS cergam ini bagus sekali. Siswa bisa mengarang atau membuat suatu cerita yang menarik. Mungkin disisi lain ada yang sebagian mengeluh tentang kegiatan ini, karena sedikit sulit untuk membagi waktu untuk pengerjaannya. Kendala-kendala yang terjadi dalam proyek SAS ini hanya terkendala oleh waktu saja,karena menunda waktu kegiatan lainnya. Tapi alhamdulillah bisa selesai tepat waktu”, katanya.
Tanggapan juga datang dari siswa kelas 8, Zuhro Rosyda Fitriani (8-F). Selain itu, siswa yang menjabat sebagai ketua OSIS ini juga mengutarakan harapan mengenai SAS di SMPN 10 Surabaya.
“Cergam ini sendiri masih mengandung unsur2 mata pelajaran yang ada disekolah seperti IPA, IPS, PAI, PJOK, PRAKARYA, PPKN, dan sebagainya. Harapannya pastinya para murid tidak menggunakan HP pada kegiatan SAS. Namun ternyata HP juga masih dibutuhkan para siswa siswi tersebut untuk searching dan membuat cergam digital itu sendiri. Harapan saya setelah projek SAS cergam (dan literasi digital) ini selesai, muncul kegiatam SAS baru yang melakukan kegiatan yang lebih seru dan menyenangkan dan tidak memakai gadget”, ujarnya.
Baca juga:
“SMPN 10 Surabaya Gelar Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW“
Jurnalis : Naura Maha Putri Azhara, Widyanik Usswatun Chasanah, Gabriela Grace Fonterra (7-D)
Editor dan Publisher: Humas SPENLUSA
One thought on “Sekolahe Arek Suroboyo (SAS), SPENLUSA Kembangkan Literasi Digital”