Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter Di SMP Negeri 10 Surabaya Melalui Contoh Kongkrit (1)

Halo sobat pendidikan di seluruh tanah air, semoga senantiasa diberi anugerah kesehatan dan kebahagiaan dimanapun Anda berada. Kali ini kita akan mengulas sedikit mengenai penguatan pendidikan karakter. Oke, langsung to the point saja ya.

Apa sih pendidikan itu? Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Sedangkan Fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi:”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari dua keterangan diatas, nampak jelas bahwa sesungguhnya pendidikan dan tujuan pendidikan itu yang terpenting adalah Karakter dan Akhlak. Dalam lagu mars Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), ada lagi istilah mental, moral, etika, dan budi pekerti. Apa perbedaanya?

Daripada membingungkan, begini saja, istilah-istilah diatas, menurut hemat penulis, secara simple sebenarnya merupakan suatu hal yang hampir identik, yaitu adalah suatu perilaku yang cenderung menetap, dan dilakukan tanpa berfikir panjang. Tentunya yang diharapkan adalah yang bersifat positif. Contoh, ketika siswa mempunyai karakter ramah, maka kepada siapapun dan tanpa berfikir panjang, siswa tersebut akan cenderung selalu ramah. Kepada orang cakep seperti saya ya ramah, kepada yang kurang cakep seperti Anda semua juga ramah. Hehe.. (bercanda ya)

Penanaman pendidikan karakter menjadi hal yang sangat krusial di era disrupsi, era revolusi industri 4.0 sekarang ini karena semakin meningkatnya kemajuan teknologi, krisis moral juga menjadi ancaman tersendiri, diantaranya: kekerasan, bullying, premanisme, vandalisme, pornografi, peredaran obat-obat terlarang, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Penanaman atau penguatan pendidikan karakter ini bukan berarti selama ini Indonesia kurang mempunyai karakter yang baik, tetapi memang tidak bisa dipungkiri, akhir-akhir ini nilai-nilai luhur khas bangsa indoneisa yang terkenal di seluruh dunia misalnya keramahan dan kesopanan, cenderung memudar. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, publik sempat dihebohkan dengan beberapa berita yang juga viral di media sosial, yaitu oknum siswa yang menantang gurunya bahkan menganiaya gurunya sampai meninggal dunia. Miris.

https://www.youtube.com/watch?v=4JCkj79lIcQ
Pentingnya Akhlak dan Doa untuk Alm. Achmad Budi Cahyono, Sampang (Video: TV Pendidikan – YouTube)

Penanaman  karakter bisa diawali  melalui pembiasaan kegiatan-kegiatan positif di sekolah yang menjadi kunci pendidikan karakter. Menurut saya, penanaman dan penguatan pendidikan karakter tidak bisa hanya diajarkan dengan teori, tetapi harus dengan contoh tindakan kongkrit. Hal ini sesuai dengan dawuh Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara: “internalisasi nilai pada diri peserta didik perlu menerapkan prinsip ngerti ngroso lan nglakoni (mengerti, merasa dan melakukan), serta tulisan Pakubuwono IV dalam karyanya berjudul Serat Wulangreh: “Ilmu kelakone kanthi laku” (ilmu itu akan berlaku jika dilakukan/diterapkan).

Berikut hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di sekolah, tetapi sangat penting dalam membiasakan siswa untuk menguatkan karakter:

  1. 5S (Salam Senyum Sapa Sopan Dan Santun)

Di setiap pagi dan siang, Bapak/Ibu guru di SMP Negeri 10 surabaya menyambut kedatangan siswa  dan mengantarkannya pulang di gerbang halaman sekolah untuk bertemu kembali dengan keluarga dengan 5S (Salam Senyum Sapa Sopan dan Santun). Siswa yang datang/pulang bersalaman satu-persatu dengan para guru yang bertugas piket 5S.

5S Bapak Ibu Guru dan Karyawan SMP Negeri 10 Surabaya (Foto: Dian)

Sri Wahyuni, S.Pd, salah satu staff bidang kurikulum SMP Negeri 10 Surabaya mengatakan bahwa program 5S ini walaupun sederhana, tapi merupakan komitmen nyata untuk memberi contoh tentang nilai-nilai luhur karakter bangsa.

“Kegiatan 5S adalah salah satu penguatan pendidikan karakter (PPK) di SMPN 10 Surabaya dengan pembiasaan Senyum Salam Sapa Sopan dan Santun. Diharapkan siswa dan seluruh warga sekolah menjadi pribadi yang luhur, dan juga merupakan salah satu wujud sekolah ramah anak”, Ujar Ibu Wahyuni yang juga merupakan guru IPA.

Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan, Guru dan Karyawan Turut Menyambut Siswa dengan 5S (Foto: Dian)

Kegiatan 5S ini menjadi hal krusial dimana diterbitkannya Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya kepada seluruh pimpinan lembaga pendidikan PAUD, TK/RA, SD/MI, dan SMP/MTs, baik negeri maupun swasta di lingkup Kota Surabaya. Surat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidkan yang baru, Drs. Supomo, MM., seolah mempertegas pentingnya kegiatan 5S dan juga sebagai upaya meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah.

Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Surabaya. (Foto: Dispendik)

“Saya merasa senang dengan kegiatan 5S ini karena guru mencontohkan kepada kami untuk berperilaku sopan santun dan saling menyapa, menjalin keakraban antara siswa dengan guru. Saya merasa disambut dengan hangat ketika berangkat dan pulang sekolah dan menambah semangat saya untuk belajar”. Ungkap Irsyalia Ardhine Setyawaty, siswa kelas 7-D.

Irsyalia, 7-D. (Foto: Dian)

So, buat kamu para siswa/siswi tercinta, apakah kalian juga akan berlaku Senyum Salam Sapa Sopan dan Santun yang telah dicontohkan oleh Bapak Ibu Guru kalian? Pastinya doong….

(Bersambung)…..

Jurnalis: Dian Eko Restino/ @dian_eko_restino

Editor: Sri Wahyuni/ @s_wahyuni80

Publisher: Wid Dwi Bowo/ @tvpendidikan_official

2 thoughts on “Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter Di SMP Negeri 10 Surabaya Melalui Contoh Kongkrit (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *