Setelah kemarin kita membahas Pencegahan dan Penanganan Bullying di Busan, Korea Selatan, maka sekarang akan kita bahas Pencegahan dan Penanganan Bullying di Surabaya, Khususnya di SMPN 10 Surabaya
2. Pencegahan dan Penanganan Bullying di Surabaya, Khususnya di SMPN 10 Surabaya
Korban bullying tidak hanya mengalami kekerasan fisik, tapi juga mengalami kekerasan psikis, oleh temannya sendiri. Di Surabaya untuk mencegah terjadinya bullying sudah diantisipasi yaitu dengan adanya :
1. Konselor Sebaya
Hubungan sebaya memiliki peranan yang kuat dalam kehidupan remaja. Hubungan sebaya menimbulkan suatu hubungan saling percaya antar teman sebaya. Hubungan ini dapat menimbulkan suatu perilaku dimana remaja lebih percaya terhadap teman sebaya daripada dengan orang tua, sehingga pembentukan dan pelatihan konselor sebaya dapat menjadi suatu pilihan yang tepat dalam upaya membentengi anak atau remaja dari pengaruh negative lingkungan. Hal ini juga yang diterapkan oleh dinas Pendidikan Kota Surabaya dan di SMP Negeri 10 Surabaya. Konselor sebaya akan membantu korban bullying merasa aman dan selalu ada teman curhat. Apabila terjadi perundungan baik di sekolah maupun di sosial media maka konselor sebaya akan mengkonsultasikannya ke BK sehingga segera melakukan penanganan untuk mencegah hal yang lebih buruk.
2. Sekolah Ramah Anak
Dengan mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak, maka hak-hak anak terjamin, sehingga anak nyaman belajar dan bermain di sekolah dan merasa sekolah adalah rumah keduanya. Poin penting di dalam Sekolah Ramah Anak yaitu sekolah harus melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan, kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang anak. Sekolah Ramah Anak diharapkan juga mencegah terjadinya bullying terhadap anak. Dalam hal ini, program Sekolah Ramah Anak SMP Negeri Surabaya juga telah diliput oleh portal berita online Times Indonesia (Baca: SMPN 10 Surabaya Bersiap Menuju Sekolah Ramah Anak)

3. Peran Guru Bimbingan Konseling
Peran guru BK selain menangani siswa yang bermasalah baik dalam belajar maupun masalah lain yang menuju ke kriminal misal bullying, perkelahian, Narkoba, guru BK juga mengarahkan peserta didik untuk memilih sekolah lanjutan sesuai dengan potensi bakat dan minat. Membantu peserta didik dengan menyiapkan rangkaian cara agar peserta didik lebih fokus memilih sesuai dengan karakteristik bakat dan minat. Juga membantu untuk menganalisis potensi yang dimiliki siswa serta membantu untuk memilih pilihan yang terbaik bagi diri peserta didik tersebut. Jika peserta didik sudah menentukan pilihannya maka harus ada perubahan dalam pengetahuan dan sikap yang dimilikinya. Dan juga peserta didik dapat memilih jenis pekerjaan sesuai dengan dirinya sendiri. (Baca: BK, (B)ukan (K)eranjang Sampah)
4. Pembiasaan di SMPN 10 Surabaya
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencegah krisis moral karena kemajuan teknologi seperti bullying, pornografi, narkoba dan sebagainya. Pendidikan karakter bisa diawali melalui pembiasaan kegiatan-kegiatan positif di sekolah yang menjadi kunci pendidikan karakter. Menurut saya, penanaman dan penguatan pendidikan karakter tidak bisa hanya diajarkan dengan teori, tetapi harus dengan contoh tindakan konkrit.
Program Penguatan Pendidikan Karakter yang telah diterapkan di SMPN 10 adalah penerapan budaya 5S, yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun baik kepada teman, guru maupun orang lain (Baca: Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter Di SMP Negeri 10 Surabaya Melalui Contoh Kongkrit (1). Sebagai contohnya guru menyambut kedatangan siswa dengan senyum yang menyapa ramah. Hal ini merupakan contoh teladan bagi siswa sehingga siswa dapat bersikap ramah,sopan santun terhadap siapapun. Selanjutnya pembiasaan Sholat Dhuha dan sholat dhuhur berjamaah diharapkan dapat mempertebal keimanan kita dan mengurangi tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. (Baca: Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter Di SMP Negeri 10 Surabaya Melalui Contoh Kongkrit (2).

5. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Lebih dari 10 ekstra kurikuler yang dapat diikuti siswa di SMP Negeri 10 akan dapat menyalurkan hobi dan kegemaran siswa pada bidang lain selain mata pelajaran. Hal ini juga sebagai penyalur energi yang berlebih yang dimiliki anak remaja ke hal yang mendidik dan bersifat positif sehingga tidak digunakan untuk hal-hal negatif seperti tawuran , perundungan (bullying ) dan lain-lain.
Pemkot Surabaya dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya sudah berupaya mencegah terjadinya Bullying di Surabaya. Selain program yang sudah dijelaskan diatas , masih banyak lagi program yang lain yang memacu kreativitas anak misalnya Peneliti Belia, Pemuda pelopor, OSN, cerdas cermat, FLS2N, Kegiatan Lingkungan, lomba Talenta dan seni, lomba menulis cerpen, melukis dan lomba-lomba yang lain. Tentunya Program -Program yang sudah dilaksanakan akan meningkatkan kreativitas anak dan mengalihkan ke kegiatan yang lebih positif bagi anak.
Selesai.

*Penulis adalah guru IPA SMPN 10 Surabaya yang menjadi peserta Teachers Capacity Development Education Program On Counseling di Busan, Korea Selatan tahun 2018.
Penulis : Koes Indrawati/ @koesbio
Editor : Dian Eko Restino/ @dian_eko_restino
Publisher : Wid Dwi Bowo/ @tvpendidikan_official