Semester ganjil Tahun Pelajaran 2020-2021 telah memasuki pekan-pekan terakhir. SMPN 10 Surabaya (SPENLUSA) terus melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder sekolah. Koordinasi ini guna mempersiapkan dengan matang simulasi sekolah tatap muka. SPENLUSA termasuk salah satu darai 18 sekolah yang ditunjuk Dinas Pendidikan Surabaya (Dispendik) sebagai Pilot Project untuk menyelenggarakan sekolah tatap muka yang diwacanakan akan dibuka.
Terakhir, Jum’at (4/12/2020) SMPN 10 Surabaya mengadakan silaturahmi virtual dengan orangtua siswa kelas IX. Acara ini diikuti oleh lebih dari 250 orangtua beserta seluruh guru dan berlangsung selama1 jam. Dan digelar secara virtual mulai pukul 13.00 WIB menggunakan aplikasi Zoom. Pertemuan ini dilakukan sebagai sosialisasi persiapan sekolah tatap muka dan sambung rasa antara pihak sekolah dengan orangtua.
Baca juga:
“Persiapan Sekolah Tatap Muka, Siswa Kelas IX Jalani Tes Swab”
Hasil sosialisasi tersebut diantaranya, mulai hari Senin (7/12/2020) sekolah akan mengundang beberapa siswa untuk melakukan simulasi pembelajaran ke sekolah. Kepala sekolah, Drs. M. Masykur HS., M.Si mengatakan siswa yang diundang tersebut tentu harus memenuhi beberapa persyaratan.
“Mulai Senin besok itu sekolah akan mengundang beberapa siswa untuk bisa hadir ke sekolah. Tentu tidak bisa semuanya, karena harus memenuhi persyaratan. Persyaratan pertama siswa tersebut harus mendapatkan ijin dari orangtua. Yang kedua siswa boleh masuk ke sekolah sudah dinyatakan negatif tes SWAB. Bagi orangtua yang tidak mengijinkan anaknya masuk sekolah tidak apa-apa. Namun harus tetap mengikuti pelajaran dari rumah”, terangnya.

Kemudian, hal penting yang harus diperhatikan adalah partisipasi orangtua dalam mengantar dan menjemput siswa. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi agar siswa langsung pulang ketika jam pelajaran telah selesai. Aktifitas siswa di jam sekolah bagi siswa yang belajar dari rumah juga mendapat perhatian khusus dari Abah Masykur.
“Saya sering mendapat laporan dari wali kelas ada beberapa siswa yang seringkali telat bangun untuk mengikuti pembelajaran daring. Bahkan ada juga telepon wali kelas yang direject oleh siswa. Ketika orangtuanya yang dihubungi malah diblokir. Hal ini ada tapi hanya sedikit. Oleh karena itu Bapak Ibu kami mohon kerjasama dari orangtua dalam pembelajaran daring ini, karena peran orangtua menjadi lebih besar saat ini”, tambahnya.
Baca juga:
Silaturahmi virtual ini diadakan dengan dua arah. Pada sesi akhir dibuka sesi pertanyaan dari orangtua kepada pihak sekolah. Salah satu penanya yaitu orangtua dari kelas Cindy Aura Balqis IX-I. Beliau menanyakan tentang ada atau tidak jam istirahat serta penanganan apabila ada siswa yang sakit. Semua pertanyaan yang masuk dijawab langsung oleh Abah Masykur.
“Sekali lagi saya sampaikan bahwa mulai Senin lusa itu masih simulasi. Pembelajaran di sekolah hanya 2 jam dan hanya 2 kelas dengan maksimal 18 anak per kelas setiap harinya. Jadi tidak ada istirahat dan tetap dalam protokol kesehatan yang ketat. Sekolah juga pasti akan berkoordinasi lintas dinas dalam menangani siswa yang sakit. Diantaranya dengan Puskesmas Dr. Soetomo dan Puskesmas terdekat lainnya. Guru yang mengajar dalam simulasi nanti juga guru yang berusia dibawah 50 tahun dan dipastikan tidak mempunyai komorbid”, terangnya.
Baca juga:
“SMP Negeri 10 Surabaya Laksanakan Simulasi Belajar Tatap Muka*”
Lebih lanjut, Abah Masykur juga menyarankan kepada para orangtua untuk menanyakan kepada wali kelas masing-masing apabila suatu saat ada pertanyaan. Beliau juga mengingatkan kepada orangtua untuk membekali anaknya dengan masker dan hand sanitizer. Acara silaturahmi virtual ditutup dengan tampilan Tari Remo dari Pramita Kustiani Febrianti.
Untuk menyaksikan rekaman silaturahmi virtual tersebut, bisa klik DISINI.
Jurnalis : Dian Eko Restino/ @dian_eko_restino
Editor : Nazilatul Maghfirah/ @zila_fira
Publisher : Wid Dwi Bowo/ @tvpendidikan_official
Semoga virus ini(corona) cepat hilang dari bumi, agar kita bisa bertemu di sekolah lagi, dan bisa bertatap muka
Semoga COVID 19 (coronavirus disease 2019) cepat hilang dari Bumi agar semua anak bisa menjalani sekolah tatap muka seperti biasa tanpa ada halangan.
Semoga virus corona cepat hilang,karena saya sudah gk sabar masuk sekolah lagi. Dan apabila masuk sekolah lagi,semoga tanpa di tes swab.