Indikasi Manipulasi ‘Bot Like’ Lomba Vlog MKKS SMK Swasta Surabaya Tidak Ditindak, Tim ‘Spenlu.Digital’ Kecewa

Komunitas digital SMPN 10 Surabaya, “Spenlu.Digital”, merasa kecewa dengan panitia lomba vlog MKKS SMK Swasta Surabaya. Setelah mengetahui pengumuman peserta yang lolos babak selanjutnya, Rabu (22/2/2023) Arista Sri Wulandari dkk. menduga adanya kecurangan yang dilakukan salah satu peserta yang membeli like (mesin bot like). Hal itu sudah disampaikan Arista ke panitia, namun tidak mendapat tindak lanjut.

“Kami menduga adanya manipulasi dari sekolah yang menjadi finalis juara favorit. Karena dari segi likes dan viewers vlog mereka hampir sebanding dan itu menurut kami tidak masuk akal dan perlu dipertanyakan. Di dalam vlog tersebut terlihat jelas bahwa akun yang memberi likes adalah akun yang memiliki foto profil orang luar negeri. Selain itu kecurigaan terjadi karena akun bot tersebut memiliki sedikit followers dan tidak ada postingan sama sekali dan yang terakhir jumlah like didalam vlog tersebut sedikit demi sedikit mulai berkurang,” ucap Arista.

Arista yang berperan sebagai talent dalam kompetisi vlog tersebut merasa bahwa balasan pesan WA dari panitia tidak sesuai dengan kriteria penilaian yang terdapat dalam hasil technical meeting Rabu (15/2/2023). Pada technical meeting tersebut tertera bahwa persyaratan juara favorite diambil dari banyaknya likes, dan viewers pada postingan vlog yang dilombakan. Namun ternyata penilaian juga diperhatikan dari segi audio dan visualnya.

“Sangat kami sayangkan sekali, karena lomba ini di selenggarakan oleh SMK Swasta se-Surabaya. Tentu ini mencederai lomba yang berintegritas dan sportif. Apalagi dalam bidang pendidikan yang menjunjung tinggi kejujuran. Sebenarnya masih banyak cara lain untuk bersaing dengan tim lawan tanpa harus menggunakan bantuan akun bot seperti itu. Apalagi dengan jawaban panitia yang tidak sesuai technical meeting. Saya berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali. Karena semua itu akan menjadi pembelajaran karakter untuk generasi muda sebagai pemimpin masa depan”, tegas Arista.

Disisi lain, Nada Kamilah Rasyidah (8-E) mengungkapkan vlog Spenlu.Digital memiliki jumlah likes sebanyak 800 lebih dan viewers 3.600 lebih . Tapi mereka tetap gagal meraih juara. Sedangkan peserta yang terindikasi melakukan bot memiliki likes awal 400an dan tiba-tiba naik drastis menjadi 1.049 likes dengan 1.113 viewers. Yang pada akhirnya membuat tim Spenlu.dgital gagal mendapatkan gelar juara tersebut. Walaupun sudah memiliki bukti yang cukup kuat berupa rekaman video, ternyata itu semua tetap tidak bisa merubah penilaian juri.

Baca juga:

Sekolahe Arek Suroboyo (SAS), SPENLUSA Kembangkan Literasi Digital

“Ya, mungkin kali ini belum rezeki dari tim Spenlu.Digiital untuk meraih juara, saya harap panitia dan juri lebih memperhatikan penilaian antara peserta satu dengan yang lain dan lebih memperhatikan persyaratan yang dicantumkan sebelumnya tanpa harus merubahnya. Saya kira sangat mudah untuk mendeteksi hal tersebut apalagi SMK itu mempunyai jurusan di bidang teknologi informasi, baik siswanya maupun gurunya”, jelasnya.

Dylan Fausta Sujono (8-F) selaku editor pada lomba vlog ini, juga menjelaskan bahwa tujuan mereka melakukan ini semua bukan untuk kembali ke jalur juara. Namun untuk menegakkan kebenaran.

“Saya hanya ingin menyampaikan bahwa, tujuan utama kami melakukan ini semua bukanlah untuk masuk kembali ke jalur juara. Namun kami hanya ingin menegakkan sebuah kebenaran. Karena jika ini tidak hiraukan maka itu semua akan berdampak buruk bagi generasi pemuda pemimpin bangsa selanjutnya,” ucapnya.

Pendamping tim Spenlu.Digital, Nazilatul Maghfirah, S.Pd., Gr. menanggapi kebijakan yang dilakukan oleh dewan juri. Seharusnya panitia dan juri bisa memberikan jawaban yang lebih bijak. Atas dasar kebenaran, bukan pembenaran.

“Jujur saya kecewa dengan kebijakan yang ada. Seharusnya di dunia pendidikan ini kita harus berpedoman pada pancasila sila ke 5 yang berisi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan masalah menang ataupun kalah, tapi kita harus berani atas dasar kebenaran, bukan pembenaran. Saya harap ini menjadi pembelajaran buat semuanya agar bisa bersikap bijak dan kritis dalam menilai suatu perlombaan,” ujar Bu Zila.

Baca juga:

Guncang Grand City, D’Signal Band SPENLUSA Kembali Raih Prestasi

Jurnalis : Bella Oktavia Putri Chahyono (8-F) / @oktviabella_
Editor dan Publisher: Humas SPENLUSA

3 thoughts on “Indikasi Manipulasi ‘Bot Like’ Lomba Vlog MKKS SMK Swasta Surabaya Tidak Ditindak, Tim ‘Spenlu.Digital’ Kecewa

  1. Bismillah tetap semangat….
    Kalian luar biasa….
    Kalian sdh mulai belajar kerasnya kehidupan…
    Kalian sdh bisa melihat mana yg baik dan mana yg buruk.
    Tetaplah menjadi pejuang kebenaran…generasi yg berakhlak mulia…
    Salut buat kalian….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *