Oleh: Tanisha Kartika Irma Azaria*
Cinta tanah air adalah perasaan bangga dan juga memiliki sebuah wilayah tertentu. Rasa cinta tanah air sangat penting untuk dimiliki sejak kecil. Perasaan tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap rela berkorban. Saya Tanisha Kartika Irma Azaria yang sedang menduduki kelas 9 di SMPN 10 Surabaya dan seluruh bangsa Indonesia harus menanamkan sikap cinta tanah air.
Untuk menghormati jasa pahlawan yang telah berjuang di medan perang, cinta tanah air harus ada dalam lubuk hati di setiap penduduk bangsa Indonesia. Sikap cinta tanah air bisa dilakukan dengan berprestasi. Kalimat “Berprestasilah untuk negeri” mungkin sudah tidak asing didengar bagi beberapa orang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih keterampilan dalam bidang tertentu. Prestasi yang berasal dari anak bangsa akan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah air.
Namun, untuk mencapai prestasi tidaklah mudah mari membahas permasalahan disini. Ada beberapa masalah yang menjadi halangan berprestasi, seperti kurangnya motivasi dari orang itu sendiri, memiliki rasa malas untuk pengembangan diri, kurangnya minat pengembangan diri, serta pengaruh lingkungan.
Baca juga:
“Pengamalan Nilai Pancasila Sebagai Wujud Nasionalisme Pemuda“
Faktor ekonomi juga bisa menghambat proses meraih prestasi. Meskipun ini bukan masalah yang dihadapi semua orang, tapi kesenjangan sosial di Indonesia masih belum terselesaikan. Seharusnya pemerintah lebih memberi wadah untuk berprestasi bagi masyarakat yang kurang mampu.
Juga pembangunan negara yang kurang merata di beberapa wilayah. Mereka yang berada di pelosok kurang merasakan fasilitas negara. Seharusnya, pemerintah terus mengupayakan pemerataan pembangunan infrastruktur hingga ke wilayah pelosok Indonesia, serta mendorong akselerasi pembangunan di berbagai desa untuk menopang aktivitas masyarakat di seluruh penjuru nusantara.
Sangat disayangkan pemerintah hanya berpusat di pulau Jawa saja. Daerah luar pulau Jawa kurang mendapatkan simpati dari pemerintah. Infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan di luar pulau Jawa bisa dibilang masih rendah.
Adapun faktor penghambat prestasi yaitu putus sekolah. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), pada tahun ajaran 2020/2021 ada sekitar 83,7 ribu anak putus sekolah di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut meliputi anak putus sekolah di tingkatan SD, SMP, SMA, dan SMK baik negeri maupun swasta.

Ini menjadi PR pemerintah karena masih banyak sekali anak-anak yang putus sekolah. Seharusnya, pemerintah lebih memfokuskan wilayah-wilayah yang kurang di bidang pendidikan. Adanya sistem zonasi juga membuat siswa-siswi menjadi lebih malas belajar. Bagaimana bisa hal itu terjadi?
Dengan adanya program pembelajaran yang ada saat ini, mengacu pada aspek perubahan sistem pendaftaran siswa yang terkesan mengesampingkan salah satu pihak. Dengan banyaknya kuota yang diberikan sebanyak 50% dari kuota sekolah atau setara dengan setengah kapasitas sekolah menyebabkan siswa yang mendaftar pada jalur prestasi semakin sulit. Terlebih dengan kapasitas jalur prestasi ini dipersempit menjadi 20% dari kapasitas sekolah membuat siswa berprestasi kurang berpeluang masuk ke sekolah-sekolah pilihan mereka.
Hal tersebut membuat siswa-siswa yang dekat dengan jarak rumahnya membuat mereka bermalas-malasan karena tahu sekolah mereka dekat dengan jarak rumahnya. Lalu munculnya kecurangan di jalur zonasi. Banyak yang mengubah alamat di kartu keluarga untuk masuk di sekolah yang mereka inginkan.
Seharusnya, pemerintah memberi kuota yang lebih besar ke jalur prestasi. Mengapa? Karena mereka yang sudah berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik tapi tidak masuk ke sekolah yang diinginkan karena keterbatasan kuota.
Baca juga:
Sebenarnya, sistem zonasi ini akan terealisasikan dengan lancar bila sekolah sudah dibangun merata di semua wilayah. Fasilitas-fasilitas di sekolah pun semuanya harus sama. Jadi sistem zonasi tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia jika pembangunannya masih belum merata. Walau dengan adanya sistem zonasi, itu bukan menjadi suatu hal yang membuat kita bermalas-malasan untuk meraih prestasi. Lalu, bagaimana usaha kita agar mencapai prestasi diluar sekolah bahkan diluar negeri?
Ada masalah berarti ada solusi. Nah, penyelesaian dari masalah-masalah tersebut bisa datang dari diri kita sendiri dan dari orang lain.Contoh penyelesaian yang datang dari diri sendiri ialah tekad untuk mencapai prestasi. Tekad menjadi kunci utama. Namun lingkungan juga berpengaruh dengan point ini. Jika anda berada dilingkungan yang selalu mendukung anda, maka bersyukurlah. Tidak semua orang merasakan keberuntungan itu. Lingkungan sekitar itu bisa menjadi pendorong atau penghambat untuk pencapaian prestasi. Saya dan teman-teman saya yang masih menjadi pelajar sangat membutuhkan hal tersebut.
Contoh penyelesaian yang datang dari orang lain adalah adanya penghargaan dari orang lain. Penghargaan dari orang lain juga memacu untuk berprestasi. Ini menjadi pendorong bagi orang yang bertekad untuk berprestasi. Adanya motivasi dari orang lain juga memacu seseorang untuk meraih prestasi. Idola pun menjadi faktor seseorang untuk menjadi jauh lebih maju agar bisa menjadi seperti idolanya. Maka dari itu pilihlah idola yang baik.
Dari penyelesaian masalah yang sudah saya sebutkan tadi, pemerintah juga turut serta dalam membangun anak bangsa dengan beberapa akses. Adapun akses-akses dari pemerintah untuk mendorong suatu prestasi bagi anak bangsa. Beberapa akses berprestasi dari pemerintah, seperti:

1). Beasiswa
Pemerintah sudah membuka beasiswa beasiswa yang menunjang prestasi bangsa contohnya: Beasiswa KIP Kuliah Beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (sebelumnya Bidikmisi). Terdapat beberapa syarat yang ditetapkan pemerintah untuk mendapatkan beasiswa tersebut, salah satunya keterbatasan ekonomi. Dan beasiswa LPDP Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merupakan lembaga yang membuka program beasiswa kepada putra-putri bangsa yang berprestasi dalam akademik dan memiliki keterampilan lain seperti kepemimpinan, serta bertekad kuat dalam membangun Indonesia. Sayangnya, beasiswa di Indonesia belum lah merata.
2). Adanya Jalur Afirmasi.
Jalur afirmasi artinya jalur yang disediakan untuk siswa yang kurang mampu. Biasanya, mereka menerima program penanganan dari Pemerintah Pusat ataupun Daerah. Jalur afirmasi diperuntukkan bagi Calon Peserta Didik yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu, anak yatim dan/atau piatu, anak panti, dan putera/puteri tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya. Namun sayangnya, banyak orang yang mampu daftar di jalur ini. Seharusnya pemerintah lebih menyeleksi lagi agar dana tidak terbuang sia-sia.
3). Adanya penghargaan dari pemerintah
Jika ada prestasi internasional. Atlet-atlet yang sudah berjuang sampai luar negeri mendapat keistimewaan. Pemerintah memberi sejumlah uang untuk menghargai perjuangan para atlet. Ini bisa menjadi pacuan anak Indonesia untuk meraih prestasi sampai di internasional. Bukan hanya uang, tetapi nama baik mu akan selalu dikenang di hati masyarakat Indonesia. Seharusnya dari penjelasan di point ini anak bangsa menjadi lebih semangat meraih prestasi.
4). Adanya kartu PIP.
Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan bantuan berupa uang tunai yang diberikan oleh Pemerintah kepada peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu yang mengalami kesulitan untuk membayar biaya pendidikan. Namun lagi dan lagi, permasalahan disini adalah kurang tepatnya pemberian bantuan ke orang yang ditargetkan. Banyak yang menyalahgunakan uang dari bantuan ini.
Baca juga:
“D’Signal Band SPENLUSA Raih Juara 3 Festival Band SMK Satya Widya“
Jadi, tidak ada alasan untuk berputus asa dalam meraih prestasi. Semangat meraih prestasi merupakan hal yang harus diterapkan. Kita harus melawan rasa malas yang ada pada diri kita. Berkorban untuk tanah air adalah salah satu bentuk rasa nasionalisme kita kepada bangsa ini. Nasib Indonesia berada di tangan pemuda.
Bangsa besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawan nya. Dengan ini kita harus meneruskan jasa-jasa pahlawan yang sudah berjuang di medan perang. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus selalu bertekad untuk memajukan bangsa ini. Tugas kita hari ini adalah menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Dengan pendidikan kita bisa menyelesaikan tugas itu. Prestasi yang harus terus ditingkatkan akan menjadikan bangsa ini lebih dikenal di kancah internasional.

*Penulis adalah siswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di SMPN 10 Surabaya kelas IX-E
HUMAS SPENLUSA
Bagus sekali tulisan nya.
Tetap berkarya
Semoga sukses